Potensi Wisata Tanjung Bulan PERAWAN NAN MOLEK DARI BUKIT BARISAN

banner 468x60

 

Lahat, BeritakuOnline.com – Pada setiap tahun di bulan Agustus semarak memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia menggelora di seluruh pelosok negeri hingga perwakilan masyarakat Indonesia di seluruh dunia. Ada yang mengadakan upacara di lapangan terbuka, ada yang upacara di halaman kantor atau sekolah, ada juga yang mengadakan upacara di laut, di atas bukit atau gunung.

Setiap rumah mengibarkan bendera merah putih dan juga umbul-umbul, setiap jalan, dari jalan protokol hingga jalan desa dan gang-gang penuh semarak perayaan hari kemerdekaan. Selain perayaan meriah dengan menggelar berbagai lomba yang melibatkan seluruh masyarakat dari sampai ke desa dan dusun, juga digelar, karnaval, konser musik dan pelbagai kegembiraan lainnya.

Kali ini dimana masih dalam suasana pandemi tidak menyurutkan setiap insan Indonesia untuk merayaakan Hari Kemerderkaan Republik Indonesia walaupun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Lembaga Kebudayaan dan Pariwisata Panoramic of Lahat tidak ketinggalan berpartisipasi dalam memeriahkan hari kemerderkaan dengan semangat untuk mengenal dan melestarikan kebudayaan dan kekayaan bumi pertiwi Indonesia dengan tetap menggelorakan semangat perjuangan pendiri bangsa untuk meneruskan perjuangan dengan mengisi kemerdekaan.

Pada hari Sabtu pagi (21/08/2021) walau dengan cuaca yang mendung tiga orang anggota Panoramic of Lahat, ( Mario, Bayu dan Bambang ) menuju desa Tanjung Bulan kecamatan Kota Agung, kabupaten lahat Provinsi Sumatera Selatan. Setelah tiba di desa Tanjung Bulan tim diterima oleh Kades Tanjung Bulan Hamidi beserta perangkat desa Jonsen Ketua BPD, Edwin Kasi Pembangunan, Wawan Kadus II dan perangkat lainnya Endri, Riky serta Yeen Gustiance Penggiat Budaya. Seperti kebiasaan masyarakat Kabupaten Lahat pada umumnya yang selalu menyambut ramah para pendatang yang berkunjung dengan menyuguhkan kopi dengan gelas bukan dengan cup atau cangkir dan beberapa makanan kecil. Hal ini sudah menjadi tradisi masyarakat yang tetap terjaga dan lestari hingga kini.

Setelah menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan teqm Panoramic of lahat ke desa tanjung bulan, tak berselang lama selanjutnya dari rumah kepala desa perjalanan dilanjutkan menuju arah Selatan desa atau ke arah Bukit Barisan yang terlihat berjajar berwarna hijau membentang panjang. Menggunakan sepeda motor dengan berboncengan menyusuri jalan setapak yang telah di cor beton sejauh 1,5 km melewati persawahan persawahan dan perkebunan kopi dengan kontur jalan sedikit menanjak tapi tidak terjal.

Setelah melintasi jalan setapak yang masih berupa jalan tanah sejauh sekitar 400 meter, sampailah team di pondok Iwan. Setelah berbincang sebentar dengan pemilik pondok dan memarkirkan motor perjalanan kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri kebun kopi, berjalan di sela-sela pohon kopi dengan kontur jalan menanjak menuju air terjun atau cughup sejauh 200 meter.

Endri sang pemilik kebun kopi dimana terdapat 2 air terjun menjadi pemandu perjalanan kami ke air terjun. Endri membawa kami menuju Cughup Tebat Juring dengan menyusuri kebun kopi miliknya. berjalan di sela-sela pohon kopi dengan hati-hati karena letaknya berada di lereng bukit.

Dengan Cuaca yang sedikit mendung dan tidak panas ditambah sejuknya udara di kawasan ini sehingga perjalanan
hari ini sangat menyenangkan. Cughup Tebat Juring dengan tinggi sekitar 25 meter berada di ketinggian 1.130 mdpl di kawasan Lawang Juring. Cughup ini masih sangat alami, sama sekali belum terjelajah apalagi terekspose sebelumnya, beberapa perangkat desa dan masyarakat Desa Tanjung Bulan bahkan belum pernah datang dan melihat langsung ke cughup ini. Di area cughup masih sangat rindang dengan pohon kunyit, serian, pasang pelemai, cemare udang, lasi, puar, paku simpai dan pacar air dengan bunga berwarna kuning yang tumbuh di dinding air terjun yang menambah keindahan cughup yang memiliki air jernih bak kristal itu. Di area ini masih hidup berbagai jenis hewan seperti biawak, monyet, beruk, simpai, babi, landak dan ular. Dari Cughup Tebat Juring dapat melihat, persawahan dan perkampungan desa Tanjung Bulan. Sejenak duduk disini melepas penat sambil menikmati keindahan air terjun, hamparan perkebunan dan persawahan sembari menikmati makanan kecil.

Baca Juga  Calon Wakil Gubernur Sumatera Selatan Nomor Urut 1, H. Cik Ujang, dan Istri Turut Berbahagia di Acara Pernikahan Cucu

Di bawah Cughup Tebat Juring sejauh 50 meter terdapat sebuah cughup yang disebut Cughup Anak dengan tinggi sekitar 5 meter di ketinggian 999 mdpl. Disekitar cughup ini sudah ditanami
dengan pohon kopi. Melihat Cughup Anak teringat dengan Teladas Barun di desa Pulau Panas kecamatan Tanjung Sakti Pumi, cughup yang pendek berair jernih yang dikelola dengan baik
sehingga maju berkembang menjadi destinasi wisata.

Perjalanan kembali ke pondok Iwan dari Cughup Tebat Juring dengan melintasi Cughup Anak terasa lebih pendek dan lebih mudah dari pada perjalanan pergi. Menurut cerita dari perangkat desa yang
ikut dalam perjalanan ini, masih ada satu lagi cughup yang berada di atas Cughup Tebat Juring berada sekitar 500 meter yang disebut dengan Cughup Batu Pancung. Jadi di kawasan Lawang Juring ini ada 3 cughup yang merupakan daya tarik wisata desa Tanjung Bulan.
Selanjutnya dari Pondok Iwan team panoramic of Lahat bergerak ke bawah menuju Ataran Sawah Tinggi dengan menelusuri perkebunan kopi sejauh sekitar 1 km ke arah utara. Setiba di Ataran Sawah Tinggi yang berada di ketinggian 736 mdpl terlihat hamparan sawah dan 2 pondok. Sepeda motor diparkir tak jauh dari pondok berjalan sekitar 10 meter terlihat sebuah batu dengan lubang dengan kedalaman sekitar 5 cm yang berisi air. Masyarakat desa menyebutnya sebagai Batu Itik karena selama ini batu berbentuk oval dengan lubang diatasnya ini dimanfaatkan warga sebagai tempat itik makan, dari Batu Itik, Team panoramic of lahat terus berjalan kearah sawah sejauh 20 meter, disini ada sebongkah batu yang ditopang beberapa batu dengan lubang berdiameter 15 cm di bagian atasnya, Batu yang berada di sawah milik Angga ini disebut masyarakat sebagai Batu Beghuk atau Beruk. Masyarakat melihat batu ini seperti muka seekor binatang beghuk atau beruk. Setelah kami amati ternyata batu ini merupakan sebuah lumpang batu berlubang 3 seperti yang pernah lihat di beberapa situs megalit yang tersebar di Kabupaten Lahat. Pada bagian tepi lubang ada juga bagian pelipit atau pembatas. Team panoramic berkesimpulan bahwa kedua batu yang terlihat merupakan peninggalan masa
megalit.

Baca Juga  Bagi Bansos untuk masyarakat kurang mampu dan penderita penyakit menahun

Maka situs megalit Batu Beghuk atau lumpang batu ini merupakan situs megalit ke-62 yang ada di Kabupaten Lahat dan makin mengukuhkan Kabupaten Lahat sebagai Negeri 1.000 Megalit.Dari Situs Megalit Batu Beghuk kami menuju Tebat Bukit dan untuk menuju Tebat Bukit, harus kembali ke desa dan terus mengarah ke tebat yang berjarak sekitar 1 km dari desa dengan menyusuri jalan setapak yang telah di cor beton sehingga perjalanan ke tebat sangat cepat dan mudah. Dari lokasi parkir sudah terlihat Tebat Bukit dan berjalan sedikit turun sejauh 10 meter sampai di tepi tebat.

Tebat Bukit berada di ketinggian sekitar 781 mdpl dengan luas sekitar 2 ha dan kedalaman hingga 5 meter. Saat ini tepian tebat ditumbuhi beberapa tanaman sehingga hanya bagian kecil tebat yang terlihat ada airnya. Sebelumnya beberapa tahun lalu seluruh permukaan tebat bebas dari tumbuhan dan penuh ditutupi air. Kala itu masyarakat setiap minggu mengadakan gotong royong membersihkan tebat sehingga seluruh bagian tebat dapat dijangkau dengan menggunakan rakit atau perahu, banyak masyarakat yang datang untuk mancing atau sekedar untuk refreshing. Saat berada di area tebat terlihat ada yang warga yang memancing di tengah tebat dengan menggunakan rakit karena di tebat ini masih ada berbagai jenis ikan seperti gabus, emas, mujaer, pirik, bilis, braskap, palau, kalang, belut dan labi. Sebelumnya juga banyak liling (sejenis keong). Dan liling Tebat Bukit sangat digemari masyarakat akan tetapi sekarang sudah sangat langka. Tak lupa untuk mengabadikan momen tersebut team berfoto bersama sebagai pertanda bahwa team panoramic of lahat sudah menjelajah daerah ini sebelum kembali ke desa.

Tak terasa selama 5 jam lebih team berkeliling melihat daya tarik wisata dan budaya desa Tanjung Bulan kemudian kembali ke desa, menyantap hidangan makan siang yang telah disiapkan oleh Kades Tanjung Bulan tak lupa pula disajikan segelas kopi sambil bercerita tentang daya tarik yang melimpah di desa Tanjung Bulan ini.

“Setelah melihat secara keseluruhan dan menelusuri perjalanan sejak dari desa hingga cughup, situs megalit dan tebat juga potensi perkebunan kopi, durian, sawah, kolam ikan, rumah dan keramahan penduduk maka kemolekan desa Tanjung Bulan sangat layak untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata yang akan berdampak positif terhadap kemajuan desa secara keseluruhan,” ujar Mario Andramartik Staff khusus Bupati Lahat bidang pariwisata.

Masih menurut mario, Pertama dapat dibentuk pokdarwis atau kelompok sadar wisata yang akan menjadi pengelola dan pengembang daya tarik wisata yang didukung oleh komponen desa seperti Kepala Desa beserta perangkat desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, ibu-ibu PKK desa dan seluruh masyarakat untuk bersama-sama membangun desa. Selanjutnya dibentuk juga unit usaha perbuatan makanan ringan, souvenir, perikanan, peternakan dan berbagai fasilitas wisatawan yang berkunjung ke air terjun, tebat dan situs megalit. Dan tak ayal bila kelak kemolekan Tanjung Bulan akan tersohor hinga seantero Sumatera Selatan dan Indonesia,” pungkas Mario.***

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60